OLEH
SAPPEAMI
NIM: 10200111077
JURUSAN EKONOMI ISLAM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Kewirausahaan
atau Enterprenuership suatu sikap yang berani menanggung resiko, berfikiran
maju berani berdiri diatas kaki sendiri.
Zimmerer
mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk menemukan
peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha)
Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh
penghasilan untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut
ada beberapa orang yang mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan
kerja sendiri bahkan dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain. Dalam
rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan
diperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan kelompok masyarakat yang
mempunyai mata pencaharian rendah, seperti buruh tani, pedagang kecil, petani
menggarap yang tidak memiliki lahan peternak kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
Pada era orde baru, pemerintah sadar bahwa
untuk memajukan bangsa dan negara, peran serta masyarakat swasta harus
dilibatkan secara serius. Oleh sebab itu keWirausahaan mulai dikampanyekan,
dengan berbagai penekanan bahwa lowongan kerja tidak akan mampu menampung
jumlah angkatan kerja yang dari tahun ke tahun semakin membengkak. Lebih jauh
para pengusaha kecil dibina dengan harapan bisa berkembang menjadi tonggak
tumpuan ekonomi di masa datang. Pengusaha besar diberi kemudahan, karena
merekalah kini pemain-pemain utama yang mendukung tugas pemerintah di sektor
ekonomi. Sebagai negara berkembang bisa dimengerti kalau terjadi berbagai ekses
dan penyimpangan. Dengan masyarakat yang berlatar belakang non entrepreneur
serta cendrung feodalis, bangsa Indonesia tampak kurang siap di berbagai aspek.
Dalam periode transisi dari alam birokrasi ke iklim bisnis yang serba cepat,
pacuan kewirausahaan menyebakan para pengusaha Indonesia kedodoran pada
segi-segi yang amat penting, diantaranya faktor sikap mental (attitude), motivasi, etos kerja serta kesadaran tentang pengabdian
kepada bangsa dan negara.
1.2.
Rumusan
Masalah
a.
Apakah
Pengertian kewirausahaan dan wirausaha itu?
b.
Bagaimana
etika dalam wirausaha dan apa tujuan etiak itu sendiri?
c.
Bagaimana
sikap wirausaha?
d.
Apakah
alasan mendirikan perusahaan?
e.
Teori-teori
apa saja yang digunakan dalam perusahan?
f.
Bagaimana
Ciri-ciri wirausah yang berhasil dan yang tidak berhasil?
1.3.
Tujuan
a.
Untuk
mengetahui apakah arti kewirausahaan dan wirausah.
b.
Untuk
menhetahui bagaiman etika dalam wirausaha.
c.
Untuk
dapat mengetahui sikap-sikap apa saja yang dibutuhkan dalam wirausaha itu.
d.
Untuk
mengetahui alasan mendirikan perusahaan
e.
Untuk
mengetahui teori apa saja yang digunakan dalam perusahaan.
f.
Untuk
dapat mengetahui bagaimana cirri-ciri perussahaan yang berhasil dan yang tidak
berhasil
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira
berarti :pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah
beranidan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu.
Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari
segi etimologi (asal usul kata).
Menurut KamusBesar Bahasa Indonesia, wirausaha
adalah orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,menyusun operasi untuk
mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Wira usaha juga dapat diartikan sebagai seorang yang dengan gigih
berusaha untuk menjalankan sesuatu kegiatan bisnis dengan tujuan untuk mencapai
hasil yang dapat dibanggakan. Seorang dapat digolongkan sebagai
wirausaha apabila mempunyai keyakinan diri yang tinggai, yang berkeyakinan
bahwa dirinya mempunyai kemampuan untuk mencapai sasaran yang di inginkan.
Kebanyakan penulis dan
pengkaji dibidang bisnis mengartikikan kewirausahaan sebagai sifat dan keahlian
yang dimiliki oleh para wirausaha. Dengan demikian kewirausahaan dapat
diarartikan sebagai karakter seorang wirausaha yang meliputi hal berikut :
Berani mengambil resiko, bijaksana dalam membuat keputusan, pandai melihat
kesempatan yang terbuka dan berkemampuan menjadi manajer yang baik
Jeffery A. Timmons,
seorang professor kewirausahaan mendefenisikan kewirausahaan sebagai tindakan
kreatif manusia membangun sesuatu yang bernilai dari tiada satu pun.
Sementara itu
enterprenuer merupaka wira usaha yang ada dalam lingkungan perusahaan. Adanya
enterprenuer dalam perusahaan akan membangkitkan semangat inovasi.
Seorang wirausaha adalah
orang yang kreatitf dan inovatif serta
mampu mewujudkannya untuk peningkatan kesejahteraan diri, masyarakat dan
lingkungannya. Terdapat tiga aspek dasar
yang ditekankan ketika anda ingin menjadi seorang enterprenuer, yaitu:
a.
Melibatkan proses kreasi
b.
Pengorbanan waktu dan usaha
c.
Serta rewad (hasil)
Keberhasilan yang telah
diperoleh bangsa barat serta jepang adalah karena mereka mampu melahirkan enterprenuer
- enterprenuer yang tangguh. Untuk dapat
berkembang dibutuhkan interprenuer besar, sedang maupun kecil. Diperkirakan
kebutuhan bagi pertumbuhan ekonomi yang pesat untuk enterprenuer besar sebanyak
2 % dari jumlah penduduk suatu bangsa sedangkan enterprenuer menengah sebanyak
20%. Apabila kita menginginkan suksesnya pembangunan bangsa kita maka tentu
saja kita juga harus mampu untuk menyediakan ataupun mengembangkan para
wirausahawan atau interprenuer besar dan sedang seperti Negara-negara maju
tersebut diatas. Dalam hal ini janganlah beranggapan yang keliru bahwa enterprenuer
adalah para pengusaha yang berhasil. Wirausahawan atau enterprenuer adalah
suatu sikap mental yang beranu menanggung resiko, berpikiran majuberani berdiri
diatas kaki sendiri. Sikap mental inilah yang akan membawa seorang pengusaha
untuk dapat berkembang secara terus-menerus dalam jangka panjang.
Etika adalah tata cara
berhubungan dengan manusia lainnya.dalam arti luas etika sering disebut sebagai
tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dengan masyarakat. Tata
cara pada masing-masing masyarakat tidaklah sama atau beragam bentuk. Hal ini
disebabkan budaya kehidupan masyarakat yang berasal ddari berbagai wilayah
Suatu kegiata haruslah
dilakukan dengan etika atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat bisnis. Etika
ini digunakn agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan
dan usaha yang dijalankan memperoleh simpatik dari berbagai pihak. Dengan
melaksanakan etika yang benar akan terjadi keseimbangan hubungan antara
pengusaha dengan masyarakat, pelanggang, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
Oleh karena itu, dalam
etika berusaha perlu ada ketentuan yang mengaturnya. Adapun ketentuan yang
diatur dalam etika wirausaha secara umum adalah sebagai berikut:
1.
Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti
norma yang berlaku dalam suatu Negara atau masyarakat
2.
Penampilan yang ditunjukkan seorang pengusaha harus
selalu sopan, terutama dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.
3.
Cara berpakain pengusaha juga harus sopan dan sesuai
dengan tempat dan waktu yang berlaku
4.
Cara berbicara seorang pengussaha juga harus sopan dan
sesuai dengan waktu dan tempat yang berlaku
5.
Gerak-gerik seorang pengusaha juga ddapat menyenangkan
orang lain, hindarkan gerak-gerik yang dapat mencurigakan.
Kemudian etika atau norma
yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusah adalah sebagai berikut:
1.
Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam
berbicara maupun bertindak. Jujur itu perlu agar berbagai pihak percaya
terhadap apa yang akan dilakukan. Tanpa kejujuran, usah tidak akan maju dan
tidak dipercaya konsumen atau mitra kerjanya
2.
Bertanggung jawab
Pengusaha harus bertanggung jawab terhadap segala
kegiatan yang dilakukan dalam bidang usahanya. Kewajiban terhadap berbagai pihak
harus segera diselesaikan, tanggung jawab tidak hanya terbatas pada
kewajibantetapi juga kepada seluruh karyawannya, masyarakat dan pemerintah.
3.
Menepati janj
Pengusah dituntuk untuk selalu menepati janji, misalnya
dalam hal pembayaran, pengiriman barang atau penggantian. Sekali seorang
pengusaha ingkar janji, hilanglah kepercayaan pihak lain terhadapnya
4.
Disiplin
Pengusah juga dituntut untuk selalu disiplin dalam
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usahanya, missalnya dalam hal waktu
pembayaranatau pelaporan kegiatan usahanya.
5.
Tata hukum
Pengusaha harus selalu patut dan mentaati hukum yang
berlaku, baik yang berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran
terhadap hukum dan peraturan yang telah dibuatkan berakibat fataldikemudian hari
. bahkan hal itu akan menjadi beban moral bagi pengusaha apabila tidak
diselesaikan segera
6.
Suka membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai
pihak yang memerlikan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada
masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan dimusuhi
oleh banyak orang.
7.
Komitmen dan menghormati
Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan
dan menghargai komitmendengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjunjung
komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau disepakati akan dihargai oleh
berbagai pihak.
8.
Mengejar prestasi
Pengusah yang sukses harus selalu berusaha mengejar
prestasi setinggi mungkin. Tujuannya agar pengusaha dapat terus bertahan dari
waktu kewaktu. Prestasi yang berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan.
Disamping itu, pengusah juga harus tahan mental dan tidak mudah putus asa
terhadap berbagai kondisi dan situasi yang dihadapinya.
Ø
Tujuan dan Manfaat Etika Wirausaha
Tujuan etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan,
disamping memiliki tujuan etika juga sangat bermanfaat bagi perusahaan apabila
dilakukan secara sungguh-sungguh. Berikut ada beberapa tujuan etika yang selalu
ingin dicapai oleh perusahaan.
1.
Untuk persahabatan dan pergaulan
2.
Menyenangkan orang lain
3.
Membujuk pelanggan
4.
Mempertahankan pelanggan
5.
Membina dan menjaga hubungan
2.3
Sikap dan perilaku wirausaha
Sikap dan perilaku
wirausaha dan seluruh karyawannnya merupakan bagian penting dalam etika
wirausaha.
Kewirausahaan mengacu
pada perilaku yang meliputi :\
1.
Pengambilan inisiatif
2.
Mengorganisasi dan mengorganisasi kembali mekanisme
sosial dan ekonomi untuk mengubah sumber daya dan situasi pada perhitungan
praktis
3.
Penerimaan terhadap resiko dan kegagalan
Adapun sikap dan perilaku
yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan adalah sebagai
berikut:
1.
Jujur dal bertindak dan bersikap
2.
Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas
3.
Selalu murah senyum
4.
Lemah lembut dan Ramah-tamah
5.
Sopan sntun dan hormat
6.
Selalu ceria dan pandai bergaul
7.
Fleksibel dan suka menolong pelanggan
8.
Seris dan memiliki rasas tanggung jawab
9.
Rasa memiliki perusahaan yang tinggi.
2.4
Karakteristik Wirausaha
Pada umumnya Wirausaha memiliki empat karakteristik,
yaitu :
1.
Meraka sangat bersemangat dalam melihat atau mencari
peluang – peluang baru dengan tetap selalu waspada
2.
Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat, hanya
mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengeja peluang lain yang
melelahkan diri dan organisasi mereka
3.
Focus pada pelaksanaan khususnya yang bersifat adaptif
4.
Mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam
jangkauan mereka
Beberapa ciri-ciri
interprenuer atau jiwa kewiraswastaan
dikemukakan oleh J. A. Schumpeter (1970) dalam bukunya yang berjudul “ The
Enterprenuer as Innovator” mengemukakan beberapa cirri antara lain :
1.
Berambisi tinggi
2.
Energetic
3.
Bernafsu
4.
Percaya diri
5.
Kreativ dan innovative
6.
Senang bergaul
7.
Pandai bergaul
8.
Bersifat fleksibel
9.
Hard Working
10.
Berpandangan kedepan
11.
Netral- berani terhadap resiko
12.
Senang mandiri dan bebas
13.
Banyak inisiatif dan bertanggung jawab
14.
Barsifat optimistic
15.
Memandang kegagalan sebagai pengalaman yang berharga
(positif)
16.
Selalu berorientasi laba
17.
Selalu memperhitunhkan dengan uang
18.
Gemar bersaing/bertanding/kompetisi
dengan cirri-ciri tersebut maka kita dapat mengembangkan
wirausahawan, wiraswastaan ataupu interprenuer yang dibutuhkan bagi pembangun
bangsa.
2.5 Alasan mendirika perusahaan
Terdapat beberapa sebab yang
mendorong seorang wirausaha mendirikan sebuah perusahaan. Sebabnya yang utama
adalah kebebasan membuat keputusan dan bertindak dalam karir dan masa depan
sendiri, dorongan diri yang kuat dan mempunyai keyakinan yang kukuh untuk
menentukan masa depan sendiri, kesanggupan untuk mengambil resiko, minat untuk
berdagang, dan mendapat kesempatan untuk mengembangkan usaha
1. membuat keputusan Bebas
Berdagang dan bekerja dengan orang lain dengan menerima
gaji mempunyai perbedaan yang jelas dalam bentuk kebebasan dan kepuasan
bertindak. Biasanya individu yang ingin kebebasan bertindak lebih suka
berdagang dari pada bekerja dengan orang lain, sedanh individu yang tidak suka
mengambil resikp lebih suka bekerja menerima gaji.
2. Dorongan diri yang kuat
Motovasi dalam diri sendiri ini biasanya akan mendorong
individu untuk berdagang, karena perusahaan menyediakan tantangan yang besar
dengan perolehan pendapatan yang lumayan. Perusahaan yang berhasil selalu
menjadikan seorang wirausaha hidup dalam kemewahan yang tidak dapatdijangkau
oleh setiap orang yang bekerja dengan gaji tetap.
3. Kesanggupan untuk mengambik
resiko
Semakin tinggi resiko yang diambilsemakin tinggi
pendapatan yang dapat dimiliki oleh perusahaan. Walau sekecil apapun perusahaan
itu resikonya tetap ada. Dengan demikian wirausaha ini adalah oran g yang siap
menerima resiko, yang pasti segala halangan dan resiko yang dihadapi menjadikan
mereka lebih kreatif
Individu yang minat untuk dagang akan terus mencoba untuk
berdagan, apalagi jika mereka mempunyai kesempatan untuk berbuat demikian.
Seorang wirausahawan sejati mempunyai minat yang tinggi untuk berdagang.
Untuk individu yang mempunyai minat berdagang dan
mendapat kesempatan seperti ini, yaitu kesempatan mencipta keuntungan dari
kesempatan berusaha dan membuina satu perusahaan, tidak akan melepaskan peluang
itu walaupun menyadari resikonya yang lebih tinggi dari pada menjalani karir
lain. Melihat kesempatan dan mengambil kesempatan tersebut merupakan cirri dari
seorang wirausaha.
2.6 Teori – Teori Kewirausahaan
Defenisi dan pandanggan
terhadap kewirausahaan banyak dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi psikologo
dan sosiologi. Berikut adalah pandangan-pandangan tentang kewirausahaan mengikut perspektif yang berbeda yaitu : biddang
Ekonomi, Psikologi, Sosiologo, serta menurut Islam
1. Perspektif kewirausahaan
Bidang Ekonomi
Dari sudut pandang Ekonomi, kewirausahaan adalah sebagian
dari input ataufaktor produksi selain bahan mentah, biaya untuk bahan mentah
ialah harga, biaya untuk tanah ialah sewa dan biaya untuk modal ialah bunga.
Untuk seorang wirausaha ganjarannya (nilai atau perolehan) ialah keuntungan.
Keuntungan adala ganti rugi yang dibayar karena resiko yang diambil oleh
seorang wirausaha.
2. Kewirausahaan Perspektif
Bidang Psikologi
Dalam bidang psikologi, sifat kewirausahaan dikaitkan
dengan perilaku diri yang lebih cenderung kepada focus diri dalam diri (dimana
keberhasilan dicapai dari hasil kekuatan dan usaha diri, bukannya kerena factor
nasib). Ini termasuk sifat-sifat pribadi seperti tekun, rajin, inovatif,
kreativ, dan semangat yang terus-menerus berkembang untuk bersikap independen.
3. Kewirausahaan Perspektif
Bidang Sosiologi
Sorang wirausaha dari sudut pandang sosial ialah seorang
oportunis yang pandai mengambil peluang dan kesempatan yang ada dalam
lingkungannya. Seorang wirausaha adalah orang yang pandai bergaul, mempengaruhi
masyarakat untuk meyakinkan mereka bahwa apa yang ditawarkan olehnya sangat
berguna untuk masyarakat.
4. Kewirausahaan Menurut Islam
Kesemua kegiatan manusia adalah dihubungkan dengan
pemiliknya, amalan ekonomi dalam semua cabangnya termasuk mengelola perusahaan
dan segala aktivitas yang berkaitan dengan-NYA hendaklah berlandaskan etika dan
peraturan yang telah digariskan oleh syari’at Islam. Termasuk didalamnya aspek
halal/haram wajib/sunnah atau harus/makruh. Dengan berlandaskan dasra-dasar dan
ruang lingkup cirri-cirinya. Nyata bahwa tujuan Ekonomi Islam adalah bersifat
Ibadah dan melaksanakannya berarti melaksanakan sebagian dari ibadah yang
menyeluruh.
Berikut adalah beberapa dasar
pertimbangan yang menjadikan aktivitas Ekonomi yang dilakukan dipandang sebagai
ibadah adalah sebagai berikut.
a. Aqidah Harus Benar
Umat islam harus berkeyakinan bahwa amalan
dalam sistem ekonomi islam adalah satu-satunya sistem yang mendapat ridha
Allah.
b. Niat Harus Lurus
Niat yang lurus memiliki kaitan dengan kesucian
hati. Segala kegiatan ekonomi mestilah diniatkan untuk Allah, yaitu mendapat
keridhaan-NYA bukan bertujuan untuk selain-NYA, Seperti bermegah-megah dan
memamerkan diri. Niat ikhlas ini lahir dari keyakinan yang kukuh terhadap
kemanfatan dunia dan akhirat dengan mengamalkan perintah-perintah Allah.
c. Cara melakukan kerja yang
sesuai dengan ajara Islam
Ini meliputi tekun, sabar, amanah, bertanggung
jawab, berbudi, berpribadi mulia, bersyukur dan tiddak melakukan penipuan dan
penindasan.
d. Hasilnya Betul Dan Menbawa
Faedah Kepada Masyarakat Banyak
Hasil ekonomi harus dibelanjakan kearah jalan
yang benar dan sesuai dengan kehendak islam.disamping digunakan untuk
kepperluansendiri dan keluarga, hasil ini perlu dimanfaatkan untuk keperluan
orang banyak. Disini timbulnya kewajiban berzakat dan kemuliaan bersedekah
e. Tidak meninggalkan ibadat
wajib yang khusus
Kegiatan perusahaan yang berbentuk ibadat umum
tidak seharusnya menjadi alasan untuk meninggalkan ibadat khusus, sepperti
shalat dan puasa. Kesibukan mencari rezki tidak seharusnnya menyebabkan
pengabdian tanggung jawab terhadap Allah.
1. Percaya diri
2. Berorientasikan Kemanusiaan
3. Berorientasikan Tuga dan
Keputusan
4. Sikap Keaslian ide dan
kreatif
5. Berorientasikan Masa Depan
6. Bersedia Mengambil Resiko
7. Kemampuan Membuat Keputusan
8. Berorientasikan Perencanaan
9. Kemampuan Mendirikan
Perusahaan
10. Kemampuan Manajemen
2.8 Fakto-Faktor Kegagalan
Kegiata Seorang Wirausaha
Sikap kurang baik dari
sebagian wirausaha boleh boleh dikaitkan sebagai factor penyebab kegagalan
perusahaan. Factor-faktor ini dibedakan dua bagian utama, yaitu sebelum memulai
perusahaan dan disaat menjalankan perusahaan
Ø Sebelum Memulai Perusahaan
a. Memulai usaha tanpa
oenelitian dan perencanaan
b. Kesalahan memilih lokasi
perusahaan
c. Tidak cukup modal dan alokasi
yang tidak tepat
d. Kesalahan menilai dalam
mengambilalih perusahaan
Ø Kesalahn dalam Menjalankan
Perusahaan
a. Manajemen Uang Tunai yang
Tidak Efisien
b. Manajemen Kredit Yang Lemah
c. Kesalahan Menjamin Tanpa
Pertimbangan
d. Kelemahan Perputaran Stok
e. Kesalahan Menggunakan Ruang
Dagang
f.
Terlampau Banyak Membeli untuk Memperbaiki
Diskon
g. Pemborosan Dalam Hiasan dan
Belanja Memperbaiki Toko
h. Kegagalan Menyimpan Catatan
Perusahaan
i.
Perkembangan Perusahaan yang Melebuhi
Kemampuannya
j.
Mutu Jasa Yang Semakin Menurun
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dalam kewirausahaan perlu adanya pengembangan
usaha, yang dimana dapat membantu para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam
pembuatan barang-barang yang akan dijadikan produk yang akan dijual. Dalam
proses pengembangan usaha ini diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft
skill yang artinya adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil,
tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang
terbaik kepada konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola
dan berdo’a. karena semua usaha dan rencana tidak akan berhasil tanpa adanya
ridho dari Allah SWT. Dan dlam mempelajari ilmu kewira usahaan kita harus
memahami lebih dahulu istilah-istilah sebagai berikut.
Kewirausahaan adalah Jeffery A. Timmons, seorang
professor kewirausahaan mendefenisikan kewirausahaan sebagai tindakan kreatif
manusia membangun sesuatu yang bernilai dari tiada satu pun. Atau kewirausahaan
sebagai sifat dan keahlian yang dimiliki oleh para wirausaha
Wirausaha (interpreneur)
adalah seorang yang dengan gigih berusaha untuk menjalankan sesuatu kegiatan
bisnis dengan tujuan untuk mencapai hasil yang dapat dibanggakan. (lebih
menyukai berorganisasi dari pada menemukan sesuatu)
Inventor adalah seseorang
yang bekerja untuk mengkreasikan sesuatu yang baru untuk pertama kalinya, ia
termotivasi dengan ide dan pekerjaannya.
3.2 Saran
Ilmu kewirausahaan sangatlah penting kita
pelajari bagi mahasiswa, apatah lagi kita sebagai jurusan ekonomi islam, karena
dalam sebuah buku tertuliskan kewirausahaan itu dapat dikatakan sebagai bekal
setelah lulus di perguruan tinggi sebagai jalan pertama untuk mencegah
pengangguran, dimana orang yang sudah mengenal kandungan dalam kewirausahaan
itu dapat membuat suatu usaha hingga mmembuahkan hasil.
Dan kami juga sebagai penyusun makalah ini
sangat mengharapkan kepada para pembaca agar sekiranya memberikan saran dan
kritikan isi dari makalah ini demi kesempurnaannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. WIDIYONO dan MUKHAER
PAKKANNA, 2011, Pengantar bisnis,
Jakarta, Mitra Wacana Media
2. Drs. Indriyo Gitosudarmo,
M.Com., (Hons), 1996, Pengantar bisnis, Yogyakarta,BPFE
3. Kasmir, S.E., M.M, 2009,
Kewirausahaan, Jakarta, P.T Raja Grafindo Persada.
4. Sadono Sukirno,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar